Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Blogger Cocok Untuk Sampingan

Hi, Assalamualaikum sobat Syahandrian...,

Ini kali pertama saya menyumbangkan artikel buat Mas Syahandrian. Blog kece badai milik Mas Syahandrian ini asyik-asyik artikelnya. Cocok deh buat Anda yang butuh informasi yang bermanfaat.
usaha sampingan bagi yang suka menulis
Tahu nggak, Guys... Sejak diperkenalkan dunia blog oleh Mas Syahandrian ini saya jadi kembali seneng dengan dunia tulis menulis. Ya ... seperti postingan perdana ini.

Kalau ditemukan bahasanya sok gaul, dimaafin ya ..., namanya juga baru belajar nulis blog. Hehe.

Guys, Ane mau curcol nih ke Ente-ente semua (Cie, mulai pake Ane Ente nih). Ini hasil diskusi ngalor-ngidul dengan Mas Syahandrian. Kalau nggak dibilang diskusi, mungkin tukar pikiran dah biar dikata kerenan dikit.

Jadi begini: Kita sebenarnya lagi ngobrolin masalah dunia pendidikan. Terutama guru. Ane sama Mas Syahandrian memiliki pemikiran yang, ah ... kalau dipikir-pikir ini jenius banget, keren dah.

Kemaren itu kita bahas dunia pendidikan berawal dari sehabis nonton Mas Menteri Pendidikan. Iya. Mas Menteri.

Poin pentingnya tuh ketika Mas Nadiem membicarakan masalah kesejahteraan pendidik. Wah, bakal seru nih seandainya benar-benar semua guru sejahtera.

Tapi bukan masalah kesejahteraan yang bagaimana-bagaimana ya. Semisal semua honorer harus jadi ASN. Ini misalnya saja.

Saya dan Mas Syahandrian punya pemikiran apakah dengan menjadi ASN, seorang guru -- yang tadinya honorer -- akan lebih sejahtera?

Pertanyaan ini saya lontarkan ke Mas Syahandrian. Tapi jawaban beliau apa? Bagi Ane sih cukup bikin .... hahaha. Ente tebaj sendiri dah.

Menurut Mas Syahandrian, kesejahteraan itu nggak mesti tentang jabatan, gaji, pensiunan. Tapi di hati. Begitu katanya.

Tapi masa iya. Lah wong hidup itu butuh makan toh, Mas?

Mas Syahandrian -- yang sekarang udah jadi ASN, PNS dah tepatnya. Malah merasakannya sama saja. Dulu saat Mas Syahandrian masih jadi honorer, gaji yang cuman 300 ribuan, sama saja dengan kondisi sekarang. Gajinya nominalnya 10 kali lipat dari waktu honor.

Saya jadi heran, kenapa ya?

Katanya, Mas Syahandrian sebagai perantau segala sesuatunya butuh uang. Bayangin aja, dulu waktu honor di kampung sendiri, kebutuhan masih bisa dicari. Ada banyak saudara yang punya ladang. Ketika panen, Mas Syahandrian masih mendapat jatah panen. Meski tidak meminta, ada saja yang kasih.

Beda ketika sudah merantau. Semuanya serba beli. Bahkan untuk beli abu gosok sekalipun (eh, di Kota Mas Syahandrian tidak pake abu gosok ding).

Intinya, kebutuhan semakin berbanding lurus dengan pendapatan. Semakin gajinya tetap dam besar, kebutuhan juga besar.

Nah, saat itu kita berpikir adakah cara menambah penghasilan selain dari gaji?

Jawabannya pasti banyak. Mulai dari bisnis sampingan sampai jualan online sudah menjadi alternatif. Tapi adakah cara yang relevan dengan dunia yang kita geluti: Pendidikan?

Mas Syahandrian pernah berharap bahwa dunia guru tidak lepas dari dunia literasi. Kemampuan guru dalam mengajar harus sama baiknya dengan kemampuan guru dalam menulis. Salah satu wadah untuk kegiatan menulis pun terlampau banyak. Tergantung bagaimana guru itu mau memasukinya.

Komunitas menulis cenderung akan mengarahkan anggotanya menjadi penulis. Produk karyanya sudah pasti dalam bentuk buku. Buku bisa menghasilkan uang melalui sistem royalti. Akan tetapi butuh keseriusan dalam menekuninya.

Ya, emang harus serius sih.

Menjadi penulis buku terlampau banyak aturan baku. Harus sesuai standar penerbitan buku. Belum lagi, sebelum buku terbit akan melalui proses redaksi. Seleksi pasar dari penerbit. Proses yang lumayan panjang inilah yang sering mematahkan seorang calon penulis. Kecuali...

Ada kecualinya. Jikalau si calon penulis ini menerbitkannya secara indie. Modal dan memasarkan karyanya sendiri.

Nah, itu kalau platformnya dunia buku. Berbeda dengan dunia digital. Blogging misalnya. Blogger, menurut Mas Syahandrian juga termasuk penulis. Ya ... meski kadang secara akademisi kadang tidak dianggap, tidak sesuai dwngan prinsip apalah. Tapi, blogger swjati akan menuangkan gagasan-gagasannya yang lebih kreatif. Tidak dibatasi dan bebas.

Mas Syahandrian juga termasuk blogger. Blog ini salah satunya. Meski dunia mengajar adalah tugas utamanya, tapi blogging sudah menjadi passion beliau.

Dari sekian blognya sudah ada yang menghasilkan uang. Meski diakui masih receh penghasilannya (oups, maaf ya, Mas. Keceplosan. Hehehe), tetapi itu sepadan dengan apa yang diusahakannya.

Contohnya blog ini, masih numpang di blog milik Google, versi gratis, Mas Syahandrian tidak perlu merogoh kocek untuk menyewa domain atau server tiap tahunnya. Benar-benar free. Tapi, sejak bermitra dengan AdSense, blog ini mampu menjalin kerjasama yang baik antara keduanya.

Jadi, emang benar kalau blogging ini bisa dijadikan usaha sampingan ya. Tidak hanya untuk para guru. Bagi kamu yang suka menulis pun mampu menjadikannya peluang mendapatkan uang tambahan.

Post a Comment for "Blogger Cocok Untuk Sampingan "