Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemilu Serentak 2019

Assalamualaikum, Kawan Bloggerr...

Hari ini, Rabu 17 April 2019 rakyat Indonesia sedang melaksanakan pesta demokrasi melalui pelaksanaan Pemilihan Serentak 2019. Pada pemilu kali ini, kita sebagai warga negara memilih 5 calon perwakilan kita di pemerintahan.
poo bukti telah mencoblos pemilu serentak 2019


Pertama, kita memilih calon presiden dan wakil presiden priode 2019-2024. Ada dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bisa kita pilih. Yaitu pasangan calon nomor 01: Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amien; dan pasangan calon nomor 02: Prabowo Subianto dan Sandiaga S. Uno.

Pada pemilihan serentak ini, kita juga memilih calon perwakilan kita di DPR RI, DPRD Kab/Kota, DPD, dan DPR Provinsi. Keempat perwakilan kita inilah yang menjadi perwakilan legislatif dalam menjalankan roda pemerintahan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Pemilu tahun ini masyarakat sangat antusias memberikan suaranya dalam memilih calon perwakilan. Masyarakat rela pulang kampung, bermacet-macetan, demi mennyumbangkan hak suaranya. Bagi masyarakat yang tidak bisa pulang kampung pun masih tetap bisa memilih di TPS tempat mereka tinggal sementara. Hanya dengan menunjukkan e-KTP, mereka berhak memberikan suara pemilihannya.

Pelaksanaan pencoblosan dimulai sejak pukul 08.00 pagi waktu setempat. Namun, masyarakat sudah mendatangi TPS (Tempat pemungutan suara) sejak pukul 07.00 pagi. Banyak di antara mereka ingin lekas-lekas mencoblos karena antusiasnya. Selain itu, di antara mereka pun ada yang menginginkan momen libur ini dimanfaatkan untuk liburan.

Beredar surat pemberitahuan dari pemerintah bahwa pada hari Rabu, 17 April 2019 ditetapkan sebagai hari libur. Semua instansi, khususnya lembaga pemerintah, libur untuk memperingati pelaksanaan pemilu serentak ini.

Tidak sampai di situ, antusias masyarakat pada pemilu saat ini juga terlihat dari waktu perhitungan suara. Kebanyakan dari mereka, lebih ingin mengetahui suara terbanyak dalam pemilihan pasangan calon presiden dan wakil presiden. Padahal, pemilihan ini tidak hanya memilih calon presiden/wakil presiden saja. Ada pemilihan anggota legislatif juga. Namun, animo masyakarat terhadap keingintahuan terhadap jumlah suara paslon presiden dan wakil presiden lebih menarik perhatian daripada jumlah suara anggota legislatif.

Berbeda dengan tempat saya, ada seorang calon legisltif yang mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif tingkat Kota. Apalagi, calon ini saya sendiri mengenalnya. Tentunya, ada harap-harap cemas bagi tim pendukungnya yang ingin mengetahui perolehan suara yang dimilikinya. Jangan sampai di 'kandang' sendiri, malah kalah suara dengan calon legislatif lain.

Hal Menarik Selama Pemilu 2019


Sebenarnya, saya enggan membahas masalah politik di blog ini. Mengingat politik sering membuat kegaduhan di antara pendukungnya. Saya sendiri memosisikan netral. Tidak berpihak kepada siapapun dan dengan alasan apapun. Bahkan untuk ikut mengomentari sesuatu yang sedang viral, saya enggan.

Sebelum pelaksanaan pemilu, ada masa kampanye. Di sinilah masa-masa yang paling tidak menyenangkan. Tidak dalam kehidupan nyata maupun di media sosial. Perdebatan sering terjadi. Malah terkadang, sering menyudutkan hingga menjelek-jelekkan lawan pilihannya.

Saya bersama istri, sering mengingatkan untuk tidak ikut-ikutan dalam mengomentari atau memberikan tanggapan terhadap thread atau pernyataan yang timbul selama masa kampanye. Menurut saya, apapun yang keluar dari masa kampanye adalah segala bentuk persuasi pendudung sekaligus persekusi moral pendukung.

Saya lebih memilih tidak turut mengikuti perkembangannya. Pun tidak turut membaca atau melibatkan diri dalam keingintahuan dalam masalah yang terjadi. Malah, saya menonaktifkan beberapa sosial media demi menjaga diri untuk tidak terlibat.

Saya pikir, selama masa kampanye banyak di antara orang-orang sekitar telah berubah. Teman seakan musuh, saudara seakan lawan, rekan kerja seakan rival. Tidak mengapa jika masalah persaingan sehat, tetapi kenyataannya malah justru membuat hati tidak nyaman.

Anda pasti sering melihat beberapa teman Anda terlibat dengan orang lain dalam diskusi di media sosial. Salah satunya menyerang dengan pendapat, cacian, sebutan 'cebong' dan 'kampret' seakan menjadi fenomen tersendiri pada masa pemilu 2019 ini. Berita hoax saling bertebaran, klarfikasi saling menyudutkan. Semua itu, bagi saya, seolah-olah memberikan bibit-bibit kedengkian hingga permusuhan di antara kita sendiri.

Maka dari itu, saya enggan untuk mengikut perkembangan politik dengan cara menonaktifkan beberapa akun media sosial.

Pilihan keluarga


Berbeda dengan istri saya. Dia sering bersosialisasi di dunia maya karena sedang menjalankan bisnis onlinenya. Sesekali menemukan obrolan dengan temannya, malah jatuh pada urusan politik. Padahal, istri sudah mengingatkan untuk tidak lagi berdebat dengan masalah pilihan. Silakan mengusung paslon lainnya, tetapi jangan saling bermusuhan. Sayangnya, di antara temannya itu memvonis jika istri saya mendukung bukan pilihan temannya itu.

Saya sendiri sudah menggaris bawahi, ketika sedang melakukan obrolan keluarga, untuk tidak terlibat dalam urusan politik. Silakan suka pada pasangan calon apapun, cari apa yang menurutnya cocok sebagai pemimpin, jika sudah mengetahuinya cukup diri sendiri saja yang tahu. Tidak usah memberitahukan kepada orang lain. Sebab orang lain belum tentu sepaham. Jika tidak sepaham, kadang malah timbul kedengkian. Yang rugi pun bukan mereka yang dengki, kita pun akan merasa dengki ketika pilihan kita dicacimaki. Maka dari itu, berhenti untuk terlibat adalah cara terbaik.
Syahandrian Eda
Syahandrian Eda Seorang pelajar yang tak berhenti untuk belajar

Post a Comment for "Pemilu Serentak 2019"