Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Antara Telur Palsu dan Medsos

Assalamualaikum ...,

Beberapa hari terakhir ini kita dikagetkan dengan beredarnya video viral mengenai telur palsu. Video tersebur menyebar begitu cepat hingga menyebabkan banyak pihak dirugikan.

Viralnya Video Telur palsu dan Media sosial
Sumber gambar: rri.co.id


Beredarnya video viral di media sosial membuat masyarakat khawatir mengkonsumsi jenia protein hewan ini. Pasalnya, jika benar-benar berita ini benar maka kesehatan anggota keluarganya akan terganggu.

Tidak hanya itu, pedagang telur pun dilaporkan mengalami kerugian. Omset penjualan mereka menurun drastis karena masyarakat mulai percaya.


Awal kisah Video Palsu


Beredarnya video palsu bermula dengan adanya sebuah produksi telur mainan di Korea. Video ini menjelaskan bagaimana proses produksi membuat mainan berupa telur palsu.

Sayangnya, video ini masuk ke Indonesia dengan ragam persepsi. Apalagi sekarang isu sara begitu sensitif menjangkiti masyarakat kita. Ada oknum yang memuat ulang video pembuatan telur mainan itu dengan judul yang spekulatif.

Akibatnya, isu ini pun menyerempet pada salah satu ras yang ada di Indonesia. Mereka menganggap orang Cina ingin merusak bangsa Indonesia dengan produk telur palsu. Video pun beredar oleh oknum yang memang tidak suka dan anti terhadap mereka. Akhirnya viral-lah video tersebut dengan judul dan deskripsi yang salah.


Kisah Syahroni Si Pembuat Video Palsu Ala Indonesia


Setelah beredar video viral telur palsu (video sebenarnya adalah video produksi mainan berupa telur dari Korea), ada salah satu warga mendemonstrasikan apa yang dia pahami dari video tersebut. Dia membuat video ulang dengan merekam video sendiri dari ponselnya dan memberikan judul "Cara membedakan Telur Palsu."

Video ala Syahroni pun menjadi viral. Banyak masyarakat percaya pada video buatan Syahroni ini. Masyarakat pun terus menerus membagikan konten video tersebut ke banyak orang lain. Maka, masyarakat semakin percaya bahwa ada telur palsu yang beredar di pasaran.

Sebenarnya, niat Syahroni sudah benar. Ingin membagikan informasi kepada masyarakat agar tidak mengkonsumsi barang berbahaya. Bahkan diberitakan di media-media online, Syahroni sempat melaporkan telur (yang dia anggap palsu) ditarik dari peredaran.

Pemerintah Mereduksi Kekhawatiran Telur Palsu


Untungnya, kepolisian bergerak cepat. Kombes Pol Asep Safrudin, Kepala Subdit II Direktorat Tindak Pidana Bareskrim, bekerjasama dengan Dinas KPKP, Dinas Peternakan dan Food Station, menyatakan bahwa telur yang dideskripsikan Syahroni tidak benar.

Dalam video Syahroni menyebutkan telur yang beredar di Pasar Johar Baru adalah palsu. Namun, isu ini ditampik oleh penelusuran polisi. Mereka mengatakan bahwa telur yang beredar si Pasar Johar Baru adalah tidak palsu. Bahkan telur tersebut siap dikonsumi (sumber: viva.co.id).

Syahroni Meminta Maaf


Setelah beredarnya video tersebut dan konfirmasi dari dinas terkait, akhirnya Syahroni meminta maaf. Dia mengatakan bahwa apa yang didemonstrasikannya adalah salah besar.

Syahroni mengakui bahwa dia tidak memiliki pengetahuan yang dalam untuk membedakan telur palsu. Dia hanya mempraktekkan informasi dari Whatsapp dan meyakini asumsinya ini. Sayangnya, keyakinan tersebut dipatahkan saja melalui penelitian dari dinas terkait.


Kesimpulan:


Boleh jadi dengan pesatnya perkembangan teknologi semua orang begitu mudah mendapatkan informasi aktual. Namun, informasi yang beredar tersebut belum cukup dikatakan benar-benar fakta. Butuh pembuktian mendalam agar informasi tersebut diterima dengan yakin.




Syahandrian Eda
Syahandrian Eda Seorang pelajar yang tak berhenti untuk belajar

Post a Comment for "Antara Telur Palsu dan Medsos"