Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konten Blog berkualitas. Seperti apa?

Saat ini ada keinginan untuk menyajikan konten yang berkualitas. Kualitas macam itu?



Setelah saya browsing kemana saya suka. Saya menyimpulkan beberapa kriteria sebagai berikut:

Jumlah kata


Jumlah kata juga sanga berpengaruh terhadap kualitas konten. Setidaknya ini adalah klasifikasinya:
Kurang < 500 kata
Cukup antara 500 dan 700 kata
Baik antara 700 - 1.500 kata
Sangat baik antara 1.500 - 2.000 kata
Istimewa > 2.000 kata

Klasifikasi tersebut dibuat oleh saya sendiri. Anda bisa buat klasifikasi jumlah konten Anda.

Tujuan mengklasifikasi jumlah kata ini agar konten semakin kaya. Informasi yang didapat akan lebih banyak.

Kebermanfaat Konten


Jumlah kata berdasarkan keterangan di atas masih belum lengkap. Bisa jadi, Anda menyusun artikel dalam kategori istimewa, tapi kebermanfaatannya tidak ada.

Alih-alih memperbanyak jumlah kata, Anda malah menyisipkan kata-kata yang tidak penting untuk pengguna.

Semisal menceritakan hal ihwal yang tak setema atau membicarakan di luar topik konten.

Bisa juga Anda terjebak untuk memperbanyak kata dengan bersikap over ramah. Anda menyapa berlebihan yang tidak ada kaitannya dengan konten.

Alih-alih membuat konten yang ramah, Anda lupa menyisipkan informasi penting. Bisa juga Anda menyajikan info penting yang sebenarnya cukup sederhana, tapi disajikan terlalu bertele-tele.

Lantas bagaimana agar konten saya istimewa dalam jumlah kata dan kebermanfaatannya yang tinggi dari informasi konten saya?

Berikut adalah salah satu caranya:

Sajikan poin-poin penting, seperti:
  1. Latar belakang
  2. Tujuan
  3. Definisi-definisi
  4. Informasi yang mampu menjawab kata tanya 5W + 1 H
  5. Bedah kasus dari informasi setema, meliputi: saran, tanggapan, komentar, dll.
  6. Pemerian saran
  7. .... (isi kelebihan konten Anda dibanding konten yang sejenis dari blog lain)
  8. Simpulan

Kedelapan poin tersebut mirip dengan kerangka karangan ilmiah, ya?

Yap, sengaja saya bikin poin yang mirip dengan kerangka karangan ilmiah. Alasannya adalah karangan ilmiah bersifat ekspositori.

Karangan ilmiah akan menyajikan informasi sedetail mungkin. Kebermanfaatannya juga layak dijadikan rujukan. Sebab karya ilmiah disisun berdasarkan analisis data. Bukan sekadar tulis dan sajikan saja.

Begitu pula dengan konten blog yang memiliki kebermanfaatan yang tinggi. Informasi yang disajikan tentu akan leboh lengkap karena berdasarkan fakta, data, atau penelitian.

Perbedaan kebermanfaatan kontem blog mungkin tidak bisa disetarakan dengan artikel ilmiah. Setidaknya, bloggwr juga bisa mengikiti jejak langkah pwnyusun makalah yang merujuk pada kerangka atau aturan baku penyajiannya.

Kedua cara di atas masih belum cukup. Tapi setidaknya, kedua langkah ini akan semakin terasa ketika Anda membuktikannya.

Bebas Plagiat

Meniru konten dari blog lain dengan porsi yang sangat besar adalah tindakan yang tidak etis. Anda akan dicap plagiat, meski Anda berusaha memparaprsekannya.

Cara mengetahui konten artikel kita bebas plagiat adalah dengan mengeceknya. Banyak penyedia web online yang menampilkan alat untuk mencari konten plagiat.

Namun, hampir jarang ditemui suatu blog terlepas dari plagiat seutuhnya. Nah, ini yang harus dijabarkan lebih lanjut apa saja kriteria plagiat.

Semisal gini, Anda memposting artikel yang di dalamnya ada kalimat dari pasal UUD. Otomatis hampir banyak blog yang menulis tentang pasal ini. Apa ini disebut plagiat?

Tidak saya kira. Arau Anda punya pendapat atau info lain? Mari berdiskusi.


Keyword yang tersebar


Kali ini masalah keyword mesin pencarian. Keyword dianggal penting tidak penting.

Pentingnya adalah mampu mengangkat posisi blog di mesin pencarian. Sehingga trafik organik meningkat.

Tidak pentingnya, karena ini penting.

Loh? Penting juga dong!

Begini. Keyword bagi saya adalah seni. Dimana banyak cara untuk mendapati keyword mesin pencari.

Banyak narablog yang menyajikan tutorial bagaiamana caranya menentukan keyword. Semua cara bisa dibenarkan.

Sayangnya, algoritma mesin pencari itu dinamis. Kadang keyword itu berubah-ubah seiring pengguna internet mengetikkan kata di mesin pencari.

Bisa jadi keyword baru bermunculan oleh sebab trendingnya permasalahan itu di dunia nyata. Sehingga keyword ini menjadi data bagi mesin pencari.

Misalnya gini, sebelum masa pandemi Covid-19. Orang belum kenal dwngan virus Corona. Sejak merebaknya pandemi ini, maka hampir semua orang mencari informasi tentang Covid-19.

Maka yang hadir di daftar mesin pencarian adalah web web resmi, portal berita, dan web yang khusus menyajikan informasi itu. Maksudnya, web yanh berisi konten covis-19 mula-mula menjadi viral.

Bagian lain yang dianggap tidak penting adalah menggap keyword itu penting. Alih-alih fokus pada keyword, informasi yang disajikan jadi kabur.

Menurut saya menentukan keyword itu seni. Perlu mengasahnya dengan berkelanjutan. Semua informasi teknis tentang keyword dapat diterapkan, namun jangan terjebak. Anda perlu membuatnya bernilai seni. Caranya? Anda yang lebih tahu tentang gaya tulisan Anda.

Konten yang memiliki interaksi komentar


Nah, jika Anda menemukan konten dengan interaksi komentarnya yang cukup intens, menurut saya, adalah termasuk dalam jajaran blog berkualitas.

Mengapa?

Sebab blog ini memiliki pelayanan kepuasan pengunjung dalam konten. Bisa jadi konten yang disajikan memiliki kualitas kebermanfaatan yang tinggi, terpenuhiny informasi yang dibutuhkan pengunjung, atau sebab lainnya.

Bahkan, pendapat blogger loh ini, blog dengan konten yang nyleneh, kontoversi, hingga banyak komentar hujatan juga masuk ke dalam blog berkualitas.

Loh? Kok bisa?

Nilai kualitas sendiri kan tergantung dari kualitas yang seperti apa? Jika kualitas informasinya yang bermanfaat, bahasanya yang nyaman untuk dibaca, tidak provokatif, maka sudah dipastikan kulitas ini digolongkan kualitas putih?

Hah?

Hehehehee...

Becanda kok.

Intinya, kualitas kontennya itu memberikan kepuasan bagi pengunjung. Komentarnya positif semua. Dan tidak ada komentar yang kontennya tidak diharapkan oleh pengunjung.

Syahandrian Eda
Syahandrian Eda Seorang pelajar yang tak berhenti untuk belajar

Post a Comment for "Konten Blog berkualitas. Seperti apa?"