Keutamaan dan Amalan Saleh (doa) di Bulan Rajab
Hari Minggu, 18 Maret 2018 besok bertepatan dengan tanggal 1 Rajab 1439 H. Banyak pesan di Handphone saya menerbarkan informasi terkait berita menggembirakan ini. Betapa tidak, di bulan Rajab ini kita masih diberi kenikmatan yang luar biasa karena kita masih bisa merasakan Bulan Rajab.
Perlu diketahui, bahwa bulan Rajab merupakan bulan yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selain bulan Rajab, Allah Pun menyebutkan empat bulan lain yang dimuliakan, yaitu: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Firman Allah SWT, dalam Al-Quran Surat At-Taubah Ayat 36 yang artinya "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menga-niaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan per-angilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memer-angi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."
Pada bulan Rajab ini Allah melarang mengadakan peper-angan. Sekarang-sekarang ini mungkin tidak lagi peperang-an fisik. Banyak sekali di media sosial sering terjadi ini: menyebarkan fitnah atau hoax, mengumpat, dan melakukan aniaya lainnya. Di bulan ini amat disarankan melakukan amalan yang dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
Adapun amalan-amalan yang perlu dilaksanakan di bulan Rajab ini adalah:
1. Berdoa untuk menyambut Bulan Rajab
Dalam kitab Syu'abil Iman lil Hafizh Al Baihaqy Juz 5 Halaman 348, Hadis No. 3534 menerangkan
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللهِ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُؤَمَّلِ، حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الشَّعْرَانِيُّ، حَدَّثَنَا الْقَوَارِيرِيُّ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، حَدَّثَنَا زِيَادٌ النُّمَيْرِيُّ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ، قَالَ: ” اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ “
Dari Annas, berkata: Adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tatkala mmasuki bulan Rajab beliau berdoa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ، وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah, berkahilah kami di dalam bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan."
2. Perbanyak Istghfar
Ada satu riwayat yang pernah saya dengar dalam pengajian manakib Imam Ahmad bin Hambal. Kira-kira begini ceritanya:
Adalah Imam Ahmad bin Hambal suatu ketika merasa ingin sekali berkunjung ke Kota Basrah di Irak. Padahal beliau tidak merasa ada janji dengan seseorang atau ada keperluan. Keinginan itu begitu saja terlintas di hatinya.
Maka, beliau berangkatlah ke Kota Basrah itu seorang diri. Setibanya di sana, waktu sudah memasuki Shalat Isya. Beliau ikut salat berjamaah di masjid. Di sana tidak ada yang mengenali beliau padahal di Baghdad, beliau sangat terkenal.
Usai salat Isya, Imam Ahmad ingin tidur di masjid. Akan tetapi penjaga masjid melarangnya. Bahkan untuk tidur di pelataran masjid pun penjaga tadi melarangnya. Penjaga tersebut tidak tahu orang yang diusirnya adalah seorang Ulama Hadis yang sangat terkenal. Imam Ahamd sendiri tidak mengenalkan dirinya sebagai seorang Imam Ahmad. Beliau mengenalkan diri hanya sebagai musafir saja. Akibatnya, beliau sampai diusir sampai ke jalanan oleh penjaga masjid tadi.
Melihat ada orang yang diusir, seseorang pemilik toko roti yang berada di samping masjid menghampiri Imam Ahmad. Penjual roti itu mengajak sang imam menginap di rumahnya. Sang Imam pun menerimanya.
Sesampainya di rumah penjual roti, Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Beliau hanya bilang sebagai musafir saja. Si penjual roti pun memperlakukan dengan baik dan memuliakan sang Imam.
Karena tidak memiliki pekerja, Si penjual roti pamit untuk melakukan pekerjaannya sebagai pembuat roti di dapur. Imam Ahmad dipersilakan tidur, tetapi beliau menyaksikan ada sesuatu yang aneh pada diri si penjual roti.
Imam Ahmad mengikuti si penjual roti. Beliau menyaksikan si penjual roti selalu melafazkan istighfar setiap kali membuat adonan. Saat meletakkan garam, si penjual roti mengucapkan Astaghfirullah. Saat memecahkan telur, mengucapkan Astaghfirullah. Imam Ahmad terus saja memperhatikan kebiasaan yang mulia ini.
"Sudah lama sekali, Syekh, Sejak saya menjual roti. Hampir sudah tiga puluh tahuan," jawab si penjual roti. Panggilan Syekh bagi orang Irak adalah panggilan kehormatan kepada orang tua, orang kaya, ataupun orang yang berilmu.
"Lalu, apa hasil dari amalanmu?" tanya Imam
Si penjual roti menjawab, "Lantaran istighfar ini tidak ada hajat atau keinginan yang saya minta, kecualia Allah mengabulkannya. Semua yang saya minta pasti Allah kabulkan. Rasulullah pernah bersabda: siapa yang memelihara istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka." Si penjual roti pun menghela napas sembari mengucapkan istighfar lagi, "Semuanya dikabulkan Allah kecuali satu, masih ada yang belum dikabulkan Allah."
Imam Ahmad penasaran, "Apa itu?"
"Saya minta kepada Allah supaya dipertmukan Imam Ahmad." Si penjual roti mengatakan itu dengan nada penuh harap.
Betapa terkejutnya Sang Imam ketika mendengar keinginan si penjual roti itu. "Allahu Akbar, Allah telah mendatangkan saya dari Baghdad pergi Basrah, bahkan sampai diusir oleh penjaga masjid sampai ke jalanan itu karena istighfarmu."
Sang penjual roti pun terperanjat, seraya memuji Allah SWT. Ternyata seseorang yang ada di depannya adalah Imam Ahmad. Subhanallah ...
Kisah ini juga terdapat di kitab Manakib Imam Ahmad. Saya menyampaikannya sedikit perubahan tanpa mengurangi maksud dan tujuan. Wallahu a'lam.
Maka, beliau berangkatlah ke Kota Basrah itu seorang diri. Setibanya di sana, waktu sudah memasuki Shalat Isya. Beliau ikut salat berjamaah di masjid. Di sana tidak ada yang mengenali beliau padahal di Baghdad, beliau sangat terkenal.
Usai salat Isya, Imam Ahmad ingin tidur di masjid. Akan tetapi penjaga masjid melarangnya. Bahkan untuk tidur di pelataran masjid pun penjaga tadi melarangnya. Penjaga tersebut tidak tahu orang yang diusirnya adalah seorang Ulama Hadis yang sangat terkenal. Imam Ahamd sendiri tidak mengenalkan dirinya sebagai seorang Imam Ahmad. Beliau mengenalkan diri hanya sebagai musafir saja. Akibatnya, beliau sampai diusir sampai ke jalanan oleh penjaga masjid tadi.
Melihat ada orang yang diusir, seseorang pemilik toko roti yang berada di samping masjid menghampiri Imam Ahmad. Penjual roti itu mengajak sang imam menginap di rumahnya. Sang Imam pun menerimanya.
Sesampainya di rumah penjual roti, Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan dirinya. Beliau hanya bilang sebagai musafir saja. Si penjual roti pun memperlakukan dengan baik dan memuliakan sang Imam.
Karena tidak memiliki pekerja, Si penjual roti pamit untuk melakukan pekerjaannya sebagai pembuat roti di dapur. Imam Ahmad dipersilakan tidur, tetapi beliau menyaksikan ada sesuatu yang aneh pada diri si penjual roti.
Imam Ahmad mengikuti si penjual roti. Beliau menyaksikan si penjual roti selalu melafazkan istighfar setiap kali membuat adonan. Saat meletakkan garam, si penjual roti mengucapkan Astaghfirullah. Saat memecahkan telur, mengucapkan Astaghfirullah. Imam Ahmad terus saja memperhatikan kebiasaan yang mulia ini.
"Sudah berapa lama kamu lakukan seperti ini?" tanya Imam Ahmad.
"Sudah lama sekali, Syekh, Sejak saya menjual roti. Hampir sudah tiga puluh tahuan," jawab si penjual roti. Panggilan Syekh bagi orang Irak adalah panggilan kehormatan kepada orang tua, orang kaya, ataupun orang yang berilmu.
"Lalu, apa hasil dari amalanmu?" tanya Imam
Si penjual roti menjawab, "Lantaran istighfar ini tidak ada hajat atau keinginan yang saya minta, kecualia Allah mengabulkannya. Semua yang saya minta pasti Allah kabulkan. Rasulullah pernah bersabda: siapa yang memelihara istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka." Si penjual roti pun menghela napas sembari mengucapkan istighfar lagi, "Semuanya dikabulkan Allah kecuali satu, masih ada yang belum dikabulkan Allah."
Imam Ahmad penasaran, "Apa itu?"
"Saya minta kepada Allah supaya dipertmukan Imam Ahmad." Si penjual roti mengatakan itu dengan nada penuh harap.
Betapa terkejutnya Sang Imam ketika mendengar keinginan si penjual roti itu. "Allahu Akbar, Allah telah mendatangkan saya dari Baghdad pergi Basrah, bahkan sampai diusir oleh penjaga masjid sampai ke jalanan itu karena istighfarmu."
Sang penjual roti pun terperanjat, seraya memuji Allah SWT. Ternyata seseorang yang ada di depannya adalah Imam Ahmad. Subhanallah ...
Kisah ini juga terdapat di kitab Manakib Imam Ahmad. Saya menyampaikannya sedikit perubahan tanpa mengurangi maksud dan tujuan. Wallahu a'lam.
Baca juga: Kisah Imam Ahmad dan Penjual roti
3. Perbanyak puasa.
Ada hadis nabi yang menyatakan, "Bagi yg mengerjakan puasa 2 hari di awal Rajab seakan Ibadah 2 tahun (Ahad dan Senin), bagi yang mengerjakan Puasa dari hari (Ahad, Senin, Selasa) berturut-turut di bulan Rajab maka pahalanya Ibadah 700 tahun dan Bagi yang mengingatkan orang lain tentang ini seakan-akan beribadah selama 80 tahun"
Baca Juga: Menyusun Jadwal Rutin Berkualitas
4. Perbanyak Amalan Dzikir
Menurut Syekh Nadzim Al-Haqqany, amalan di bulan Rajab di antaranya:
- Membaca Shalawat Nabi semampunya. Bisa 100, 1000, hingga 10.000 kali
- membaca kalimat tauhid, Laa ilaaha illa Allah, semampunya. Bisa 100, 1000, hingga 10.000 kali
- Membaca Surat Al Ikhlas semampunya. Bisa 100 hingga 1000 kali
- membaca ayat kursi 40 kali
- membaca isim jalalah, misalnya "Allah", 5000 hingga 10.000 kali
- memperbanyak sedekah
- meng-qadha shalat atau puasa, bagi yang masih memiliki tanggungan.
Itulah sekilas keutamaan dan amalan saleh di bulan Rajab. Bagi Anda guru PAI di SD, terbaru kami sajikan Kisi-kisi USBN PAI 2018 Kurikulum 2006. Semoga bermanfaat
Post a Comment for "Keutamaan dan Amalan Saleh (doa) di Bulan Rajab"
Silakan berkomentar dengan bijak. Komentar Anda tidak segera muncul karena diatur moderasi komentar. Komentar Anda akan muncul setelah kami menyetujuinya. Komentar dengan mencantumkan link aktif, unsur sara, ataupun yang melanggar TOS kami tidak akan dipublikasikan. Terima kasih