Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERILAKU KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH

Sebuah Opini:

Tenaga kependidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan pengetahuan, ketrampilan, dan karakter peserta didik. Oleh karena itu tenaga kependidikan yang professional akan melaksanakan tugasnya secara professional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu. Menjadi tenaga kependidikan yang profesional tidak akan terwujud begitu saja tanpa adanya upaya untuk meningkatkannya, Adapun salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan pengembangan profesionalisme.

Perilaku Pemimpin yang Efektif di dunia pendidikan atau sekolah


Peningkatan profesionalisme membutuhkan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting, dalam hal ini adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah.

Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dapat dipastikan bahwa kinerja kepala sekolah berkorelasi positif terhadap kualitas input, proses, dan output pendidikan di sekolah. Kenyataan di lapangan kondisi kepemimpinan yang ideal dan efektif belum dapat terwujud karena kepemimpinan kepala yang belum professional, sehingga proses dan hasil pendidikan belum sesuai dengan tujuan pendidikan.

Apakah kepemimpinan pendidikan itu?
Kepemimpinan pendidikan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan seluruh potensi pendidikan, agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan

Berdasarkan pengertian di atas terdapat 4(empat) keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin pendidikan, yaitu keterampilan mempengaruhi, keterampilan menggerakkan, keterampilan mengembangkan, dam keterampilan memberdayakan. Keempat keterampilan itulah yang akan diuaraikan dalam tulisan ini.

Keterampilan mempengaruhi adalah kemampuan untuk mengajak orang lain agar mendukung program/kebijakan seorang pemimpin. Hal ini bukan semata-mata untuk memaksakan kehendak seorang pemimpin, tetapi lebih diperuntukkan  pada kesamaan mind set dalam langkah-langkah mencapai tujuan pendidikan. Implementasi dari keerampilan mempengaruhi di antaranya melalui tauladan dan komunikasi. Kepala sekolah yang baik harus mampu menjadi teladan, baik secara moral maupun profesional. Secara moral artinya perilaku kepala sekolah benar-benar menjadi teladan, baik bagi guru, siswa, maupun masyarakatnya. Secara profesional, kepala sekolah harus mampu membuktikan bahwa dalam bekerja ia tidak hanya didasarkan pada intuisi, melainkan pada patokan-patokan ilmiah yang jelas. Dengan demikian, sasaran yang hendak dicapai pun sesuai dengan kriteria professional. Tanpa keteladanan, jika seorang pemimpin hanya bisa berbicara tanpa bisa berbuat maka, dia tidak akan dipercaya dan tidak akan didengarkan oleh orang lain sehingga kepemimpinannya berubah menjadi tidak efektif.

Keterampilan menggerakkan adalah ketarampilan seorang kepala sekolah dalam membangkitkan energi positif dari sumber daya manusia yang ada di sekolahnya, untuk secara proaktif bergairah dan bersemangat tinggi dalam meraih prestasi yang maksimal. Motivasi bukan berarti sekedar berteriak-teriak dengan semangat tinggi, tapi lebih kepada cara untuk merangkul hati dan pikiran positif para guru. Lalu, membangun harapan dan rasa percaya diri mereka untuk menjadi lebih hebat.

Keterampilan mengembangkan adalah segala upaya kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas potensi yang ada di sekolahnya secara progesif. Dalam hal ini terjadi inovasi pendidikan, agar kualitas pendidikan dapat seiring dengan kemajuan jaman. Implementasi dari keterampilan mengembangkan di antaranya adalah melalui penyelenggaraan pelatihan di sekolah, di Kelompok Kerja Guru (KKG), atau mengirim guru akan mengikuti pendidikan dan pelatihan di tingkat yang lebih tinggi.

Keterampilan memberdayakan adalah keterampilan memanfaatkan semua potensi yang ada sesuai dengan keahliannya. Kepala sekolah harus memandang bahwa tiap individu/guru  memiliki kekuatan cipta, rasa dan karsa dan jika ketiga aspek kekuatan diri manusia ini mempunyai tempat untuk berkembang secara semestinya, maka hal ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi kemajuan organisasi. Oleh karena itu, partisipasi dan keterlibatan individu dalam setiap pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi pertumbuhan organisasi. Dengan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan, pada gilirannya akan terbentuk rasa tanggung jawab bersama dalam mengimplementasikan setiap keputusan yang diambil.

Berikut ini beberapa pengalaman selama menjadi guru yang mungkin ada kaitannya dengan keempat keterampilan kepemimpinan pendidikan.

Pertama berkaitan dengan keterampilan mempengaruhi,. Salah satu permasalahan yang dihadapi di sekolah biasanya adalah beberapa orang guru belum disiplin dalam waktu dating dan pulang sekolah,. Berupaya memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah ini dengan konsep meneladani. Hal ini membawa pengaruh positif terhadap rekan-rekan yang sebelumnya selalu dating kesiangan. Masih berkaitan dengan keterampilan mempengaruhi, pemberian tauladan yang lakukan adalah melalui penerapan PAIKEM dalam pembelajaran. Berupaya menerapkan PAIKEM dalam pembelajaran di kelas dan bahkan sesekali menggunakan sarana Teknologi yaitu laptop dan LCD walaupun LCDnya masih meminjam ke KKG. Hal tersebut membawa pengaruh positif terhadap rekan-rekan. Beberapa rekan bertanya dan meniru penerapan PAIKEM dan ICT dalam pembelajaran.

Menggerakkan potensi sekolah bisa dilakukan dalam penyusunan kurikulum sekolah. Sejak tahun 2007 mendapat tugas sebagai sekretaris dalam penyusunan kurikulum dan kesulitan selalu muncul Karena sebelumnya tidak semua guru mau dan mampu membantu pelkasanaan tugas tersebut. Dengan pendekatan yang luwes dan memotivasi bahwa tidak ada yang mudah tetapi tidak ada yang tidak mungkin, maka rekan-rekan dapat membantu pelaksanaan penyusunan kurikulum sekolah tersebut.

Pengalaman tentang mengembangkan potensi sekolah dilakukan dengan cara mengikuti dan mengajak rekan-rekan  dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG).

Pengembangan potensi sekolah juga dapat dilaksanakan dalam pelaksanaan mata pelajaran muatan lokal anyaman. Potensi yang terdapat di lingkungan sekolah sekolah adalah masyarakatnya banyak yang membuat anyaman bongsang(tempat buah-buahan). Cobalah untuk mendatingakan nara sumber dari salah seorang masyarakat untuk mengajar menganyam bongsang tersebut pada mata pelajaran muatan lokal.

Pengalaman yang berkaitan dengan memberdayakan potensi sekolah dilakukan ketika kami mendapat kesulitan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah. Kami belum memiliki petugas khusus yang menangani masalah tersebut. Memberanikan diri mengusulkan seorang rekan non PNS yang pernah mendapat pelatihan sehari tentang pengelolaan perpustakaan dan hal ini mendapat dukungan dari semua guru.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, kita dapat berusaha melakukan penilaian diri terhadap pengalaman-pengalaman yang berkenaan dengan empat keterampilan kepemimpinan pendidikan. Sebagian besar apa yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan empat keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah sudah mendapat respon positif dan berhasil, namun masih ditemukan kendala.

Pertama, dalam memberikan tauladan mungkin harus dibarengi dengan komunikasi yang lebih luwes agar rekan-rekan dapat mencontoh perilaku tersebut. Terbukti masih ada rekan guru yang belum disiplin dalam waktu mengajar, walaupun hanya 6 %  dari jumlah guru di sekolah.

Kedua, dalam mengembangkan potensi sekolah melalui kegiatan KKG atau pendidikan dan latihan, juga baru sebagian guru yang telah mendapat kesempatan mengikutinya. Hal ini Karen terbatasnya kuota peserta program bermutu, sehingga tidak semua guru belum mendapat kesempatan.

Ketiga, dalam memberdayakan potensi sekolah perlu mendapat peningkatan karena ternyata tidak sedikit potensi yang menunggu untuk diberdayakan. Di antaranya potensi usaha kerajinan anyaman yang terdapat di lingkungan sekolah.

Keempat, pembelajaran berbasis PAIKEM belum optimal Karen terkendala oleh kurangnya sarana alat peraga.

Rencana tindak yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertama, akan meningkatkan lagi keterampilan mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan.

Kedua, terkait dengan pengembangan potensi sekolah, terutama guru, yang akan melaksanakan Penilaian Kinerja Guru, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, dan Program Induksi Guru Pemula sesuai dengan rambu-rambu dan terencana dengan baik. Ketiga program tersebut bila dilaksanakan dengan benar akan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan/meningkatkan profesionalismenya. Melalui Penilaian Kinerja Guru dapat dilihat kekuatan dan keleemahan seorang guru, selanjutnya dapat dibuat rencana Pengembangannya melalui Program Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Untuk guru PNS hal tersebut dilakukan melalui Program Indukdi Guru Pemula. Selanjutnya akan dilaksanakan kerjasama dengan KKG atau melalui dinas pendidikan.Tindakan tersebut diambil dengan alasan, kebutuhan tiap guru terhadap keterampilan berbeda karena tiap individu itu unik. PKG dan PKB memberikan keseptan yang sesuai dengan keberagaman kepentingan guru tersebut.

Ketiga, untuk memberdayakan potensi anyaman di sekolah, akan diadakan dialog dengan komite, warga, dan pengusaha, selanjutnya akan dibuat usulan agar hal tersebut menjadi usaha yang dikelola oleh warga sekolah.

Keempat, untuk mengoptomalkan pembelajaran berbasis PAIKEM, akan dilaksanakan melalui pelatihan di KKG yang didukung pula oleh supervise kepala sekolah yang berkesinambungan.

Kelima, untuk mengatasi permasalahan kekurangan ruangan kelas, upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. koordinasi dengan komite sekolah dan warga masyarakat,
2. selanjutnya menyusun program kerja dan anggaran dalam penambahan ruang kelas baru,
3. kemudian mensosialisasikan program kerja dan anggaran kepada stake holder yaitu kepada pemerintah daerah memalui proposal, pengusaha, dan komite sekolah.

Tindakan tersebut diambil dengan alasan bahwa sekolah harus memenuhi standar pelayanan minimal, yaitu jumlah rombongan beljar sama dengan jumlah ruangan kelas, serta sarana prasarana pendidikan bukan hanya kewajiban pihak sekolah, tetapi juga kewajiban masyarakat, komite sekolah, masyarakat termasuk pengusaha, dan terutama kewajiban pemerintah.

Demikian sebagian pengalaman, penialaian diri dan rencana tindak yang berkaitan dengan keterampilan mempengaruhi, menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan seorang pemimpin pendidikan. Mudah-mudahan bermanfaat!


Syahandrian Eda
Syahandrian Eda Seorang pelajar yang tak berhenti untuk belajar

Post a Comment for "PERILAKU KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DI SEKOLAH"