Mazhab RIndu
Ketika kamu runutkan rasamu, jangan sampai menemukan alur ambigu. Percayalah, ada keyakinan yang kita pahami dan yakini segala sesuatunya atas kehendak Sang Maha Cinta itu sendiri. Mengapa kita ditakdirkan menemui nelangsa-nelangsa atau duka. Mengapa tidak melulu suka cita saja ketika menjemput harapan itu? Jawabannya tetap pada cara kita memikirkannya.
Pola pemikiran kadang sering menemukan konfliknya. Sering menyeringai pada sinis yang tidak perlu. Bahkan kita terlalu banyak mengkufurkan segala sesuatu yang kita miliki. Padahal semestinya hal sekecil apapun, baik kadarnya hanya sekadar setitik kenikmatan maupun kadarnya kenikmatan yang luar biasa bila tanpa tak terpenuhinya, patutnya memang selalu menghamdalahkan. Terkadang segala sesuatu yang menimbulkan rindu sering terjadi lantaran kita merasa hebat merasakan kehilangan. Bahkan lantaran jarak yang merentang, kedekatan seirng mengulur jaraknya sendiri. Rindu pun mengartikan segalanya dengan rekat. Melulu diterjemahkan dengan sebuah frase umum "selalu bersamanya".
Pola pemikiran kadang sering menemukan konfliknya. Sering menyeringai pada sinis yang tidak perlu. Bahkan kita terlalu banyak mengkufurkan segala sesuatu yang kita miliki. Padahal semestinya hal sekecil apapun, baik kadarnya hanya sekadar setitik kenikmatan maupun kadarnya kenikmatan yang luar biasa bila tanpa tak terpenuhinya, patutnya memang selalu menghamdalahkan. Terkadang segala sesuatu yang menimbulkan rindu sering terjadi lantaran kita merasa hebat merasakan kehilangan. Bahkan lantaran jarak yang merentang, kedekatan seirng mengulur jaraknya sendiri. Rindu pun mengartikan segalanya dengan rekat. Melulu diterjemahkan dengan sebuah frase umum "selalu bersamanya".
Post a Comment for "Mazhab RIndu"
Silakan berkomentar dengan bijak. Komentar Anda tidak segera muncul karena diatur moderasi komentar. Komentar Anda akan muncul setelah kami menyetujuinya. Komentar dengan mencantumkan link aktif, unsur sara, ataupun yang melanggar TOS kami tidak akan dipublikasikan. Terima kasih